Segala puji bagi Allah yang dengan ni’mat-Nya segala kebaikan sempurna. atas segala karunia dan kemuliaan-Nya lah sebagian besar saudari-saudariku yang baik dapat menghafal kitab-Nya, kami telah melihat pada diri mereka realisasi janji Allah berupa kemudahan dalam menghafal Al-Qur’an dan mengambil pelajaran, sebagaimana firman Allah ta’aala:
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”. (QS. Al-Qamar: 17)
1. Maka aku ucapkan selamat kepadamu wahai penghafal Al-Qur’an, karena Allah telah mempergunakanmu untuk menghafal kitab-Nya di muka bumi ini. engkau adalah salah seorang yang Allah telah merealisasikan janji-Nya dengan mereka. Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya;
”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al hijr: 9)
2. Wahai penghafal Al-Qur’an. . . janganlah engkau merasa remeh terhadap apa yang telah engkau perbuat, karena sesungguhnya diantara dua sayapmu adalah ilmu. Allah ‘azza wa jalla berfirman:
”Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu”(QS. Al-Ankabut: 49).
Di dalam dadamu ada kitab yang tidak bisa dicuci oleh air. sifat umat seperti ini telah disebutkan di dalam kitab-kitab suci yaitu “generasi mereka ada di dalam dada mereka”.
3. Wahai penghafal Al-Qur’an. . . engkau adalah orang layak mendapat iri secara benar, semua makhluk diperbolehkan iri kepadamu. Sifat iri yang datang kepadamu adalah diperbolehkan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam:
“tidak ada rasa iri kecuali terhadap dua orang yaitu: (1) seseorang yang Allah karuniai Al-Qur’an kemudian ia membacanya di penghujung malam dan siang, sehingga tetangganya mendengarkannya. Lalu tetangga tersebut berkata, “kalaulah aku diberikan karunia seperti si fulan, niscaya aku akan beramal seperti yang ia amalkan” dan (2) seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah, ia menghabiskan hartanya dalam kebenaran, lalu seseorang berkata, “kalaulah aku dikaruniai seperti yang dikaruniakan kepada si fulan, maka aku akan beramal seperti yang ia amalkan”. (HR. Bukhari)
4. Wahai penghafal Al-Qur’an. . . wahai buah limaunya dunia. . . Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah limau, baunya harum dan rasanya enak”. (HR. Bukhari no 5007 dan Muslim no 1328) bisa dilihat di dalam shahih muslim yang berjudul: BAB KEUTAMAAN PENGHAFAL AL-QUR’AN
Perkataan “(rasanya enak dan baunya harum)”, dikhususkan dengan sifat IMAN (sebagai rasa) dan sifat bacaan (sebagai bau), karena rasa itu akan tetap ada dan lebih tahan dibandingkan dengan bau/aroma.
Hikmah pengkhususan buah limau sebagai perumpamaan dibandingkan dengan buah-buah yang lainnya yang sama-sama memiliki rasa yang enak dan bau yang harum adalah dikarenakan kulitnya bisa dipergunakan untuk berobat dan bijinya bisa mengeluarkan minyak dan berbagai macam manfa’at. dikatakan juga: bahwa jin tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat buah limau, maka cocok sekali bila Al-Qur’an diperumpamakan dengannya, yang mana syetan tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada bacaan Al-Qur’an. Kulit luarnya berwarna putih disesuaikan dengan hati seorang mukmin dan di dalamnya juga terdapat keistimewaan yang banyak, diantaranya bentuknya besar, terlihat bagus, warnanya membuat orang senang, sentuhannya halus, dan jika dimakan rasanya enak, dan membaguskan pencernaan otak dan lambung.
5. Wahai penghafal alqur’an. . . apakah engkau tahu seberapa tinggi kedudukanmu? telah diriwayatkan oleh ibunda ‘Aisyah -semoga allah meridhainya- dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(( مثل الذي يقرأ القرآن وهو حافظ له مع السفرة الكرام البررة )) رواه البخاري 4556
“Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an dan ia menghafalnya akan dibersamakan dengan para malaikat yang mulia dan berbakti/ta’at”. (HR. Bukhari no 4556)
Kata “as safarah” memiliki beberapa arti, diantaranya adalah: – Para utusan, karena mereka diutus kepada manusia dengan membawa risalah Allah – Para penulis.
Adapun kata “al bararah” artinya adalah orang-orang yang ta’at, yaitu berasal dari kata “al birru” yang artinya ta’at.
Dan kata “al maahiru” artinya adalah orang yang sangat pandai dan mempunyai hafalan secara sempurna dan tidak berhenti serta kekuatan bacaan dan hafalannya sangat kuat.
Al Qadhi berkata: kemungkinan diartikan dengan “para malaikat” dikarenakan seorang penghafal Al-Qur’an di akhirat nanti memiliki kedudukan yang di situ mereka ditemani para malaikat, disebut para utusan karena sifat mereka yang membawa kitab Allah.
Dan orang yang mahir tentu lebih utama dan lebih banyak mendapatkan pahala, karena ia bersama para malaikat dan mempunyai pahala yang sangat banyak, kedudukan ini tidak diperuntukkan untuk selainnya. Maka, Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah memperhatikan Al-Qur’an, tidak menghafalnya dan tidak banyak membacanya seperti orang yang mahir bisa dimasukkan ke dalam golongan yang bersama para malaikat???!!
Dari Abdullah bin ‘Amr, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “akan dikatakan kepada ahli Al-Qur’an: bacalah, naiklah ke tempat yang tinggi dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau telah membacanya dengan tartil di dunia. Karena sesungguhnya kedudukanmu ada pada akhir ayat yang engkau baca”. (Hadits Hasan Shahih)
Berikut beberapa tafsir dari hadits di atas:
“akan dikatakan” yaitu ketika mau masuk surga.
“kepada ahli Al-Qur’an” yaitu orang yang senantiasa membaca dan mengamalkannya.
“naiklah ke tempat yang tinggi” yaitu naiklah ke tingkatan-tingkatan atau tangga-tangga yang ada di surga.
“bacalah” artinya bacalah dengan tartil dan jangan tergesa-gesa dalam membacanya.
“sebagaimana engkau telah membacanya dengan tartil di dunia” artinya membaca dengan bertajwid dan mengetahui tanda-tanda waqaf (tanda berhenti).
“karena sesungguhnya kedudukanmu ada pada akhir ayat yang engkau baca” Al Khaththabi berkata: dalam sebuah atsar disebutkan bahwa jumlah ayat Al-Qur’an itu sesuai dengan jumlah tangga atau tingkatan yang ada di surga di akhirat kelak. Maka dikatakanlah bagi penghafal Al-Qur’an, naiklah ke tangga sesuai dengan ayat yang telah engkau baca dari ayat Al-Qur’an. Barang siapa yang mempunyai bacaan atau hafalan semua ayat Al-Qur’an, maka ia akan menduduki tangga yang tertinggi dari surga di akhirat kelak. Dan barang siapa yang membaca satu juz dari Al-Qur’an, maka ia akan menduduki tangga sesuai dengan bacaannya tersebut. Oleh karena itulah, akhir pahala yang didapatkan ada pada akhir bacaan yang ia baca.
6. Wahai penghafal Al-Qur’an…berbahagialah karena engkau telah memakmurkan hatimu dengan perkataan Allah dan telah menyambut hidangan-Nya.
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن هذا القرآن مأدبة الله فخذوا منه ما استطعتم فإني لا أعلم شيئا أصغر من خير من بيت ليس فيه من كتاب الله شيء و إن القلب الذي ليس فيه من كتاب الله شيء خرب كخراب البيت الذي لا ساكن له”. رواه الدارمي: 3173
Dari Abdullah bin mas’ud –semoga Allah meridhainya- berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka ambillah darinya semampu kalian, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui sesuatu yang lebih kecil dari kebaikan dari pada sebuah rumah yang di dalamnya tidak terdapat sesuatu pun dari bacaan kitaabullah. Dan sesungguhnya hati yang di dalamnya tidak terdapat sesuatu pun dari kitaabullah, maka ia bagaikan rumah yang roboh, seperti rumah yang tidak ada penghuninya”. (HR. Ad Daarimi: 3173)
7. Wahai penghafal Al-Qur’an. . semoga Allah memberkahimu, jika sekarang engkau telah selesai menghafalkan berarti anda selamat dari api neraka.
عن أبي أمامة أنه كان يقول: ” اقرؤا القرآن ولا يغرنكم هذه المصاحف المعلقة فإن الله لن يعذب قلبا وعى القرآن “. (رواه الدارمي: 3185)
Dari Abu umamah, sungguh ia pernah berkata: “bacalah Al-Qur’an dan janganlah kalian tertipu oleh lembaran-lembaran yang tergantung ini, karena sesunguhnya Allah tidak akan menyiksa hati yang selalu memperhatikan Al-Qur’an”. (HR. Ad Daarimi: 3185)
8. Wahai penghafal Al-Qur’an. . berbahagialah dengan syafa’at yang engkau dapatkan dari kitaabullah yang ada pada dirimu dan pada hari kiamat engkau akan dipakaikan sesuatu yang lebih agung dari apa yang engkau pakai sekarang.
عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” يجيء القرآن يوم القيامة فيقول يا رب حله فيلبس تاج الكرامة ثم يقول يا رب زده فيلبس حلة الكرامة ثم يقول يارب ارض عنه فيرضى عنه فيقال له اقرأ وارق و تزاد بكل أية حسنة “. رواه التؤمذي: 2839 و قال هذا حديث حسن
Dari Abu hurairah, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “pada hari kiamat Al-Qur’an akan datang kemudian berkata: wahai tuhanku pakaikanlah ia!, maka dipakaikanlah mahkota kemuliaan. Kemudian berkata lagi: wahai tuhanku tambahkanlah!, maka dipakaikanlah pakaian kemuliaan. Kemudian berkata lagi: wahai tuhanku ridhailah ia!, maka Allah pun meridhainya. Maka dikatakan kepadanya: bacalah. . dan naiklah ke tempat yang tinggi. Dan ditambahkanlah setiap satu ayat satu kebaikan”. (HR. Tirmidzi: 2839. Ia mengatakan ini adalah hadits hasan)
9. Wahai ibu penghafal Al-Qur’an. . selamat untukmu dikarenakan anakmu. dalam hadits panjang disebutkan dari Buraidah ia berkata: dahulu aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kemudian aku mendengar beliau bersabda: Pelajarilah surat Al Baqarah sebab mempelajarinya adalah keberkahan & meninggalkannya adalah kerugian. Para penyihir tak mampu mengalahkannya. Kemudian beliau diam sesaat, lalu bersabda:
“Pelajarilah surah Al Baqarah dan surah Ali Imran, sesungguhnya kedua surat itu dinamakan ‘az zahrawan’ dan kedua surat itu juga akan menaungi pembacanya pada hari kiamat. Seakan-akan kedua surat itu seperti dua buah awan atau dua benda yg biasa menaungi manusia atau dua kelompok burung yg membentangkan sayapnya. Sesungguhnya Al-Qur’an akan menemui pembacanya pada hari kiamat ketika kubur terbelah seperti seorang laki-laki pucat karena takut. Ia berkata kepada pembacanya; Apakah engkau mengenalku? Ia menjawab; Aku tak mengenalmu. Ia berkata; Aku adalah temanmu, Al-Qur’an, yg menghilangkan haus pada siang hari yang panas dan membuatmu begadang di malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapatkan laba dari perdagangannya. Sesungguhnya hari ini engkau mendapatkan pahala dari setiap perdagangan (yang telah engkau lakukan). Lalu kerajaan diberikan di tangan kanan pembaca Al-Qur’an itu dan keabadian di tangan kirinya, serta diletakkan mahkota ketenangan di kepalanya. Sementara kedua orang tuanya diberi dua perhiasan yg tak ternilai harganya di dunia. Kedua orang tuanya berkata; Karena apa kami diberi perhiasan ini? Dikatakan kepada keduanya; Karena anak kalian mempelajari Al-Qur’an. Kemudian dikatakan kepadanya; Bacalah & naiklah ke tangga-tangga surga & kamar-kamarnya. Maka ia pun terus naik selama ia membaca, baik secara cepat maupun secara lambat”. (HR. Ahmad: 21892 dishahihkan oleh Ibnu Katsir di dalam Silsilah Shahihah Syaikh Albani: 2829)
Bersambung…
Diterjemahkan dari salah satu buku kecil berjudul “Washaayaa Li Haafidzaati Kitaabillaah” karangan Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, Daar Al Wathan Lin Nasyr, cetakan 1, tahun 1420 H/1999 M
alih bahasa: Al faqiirah ilaa ‘afwi Rabbiha Ummu Fayha, Anisah
Makkah Al Mukarramah, 5 sya’ban 1434 H