Dalam Bahasa Arab, jujur adalah terjemahan dari kata as-shidqu atau shiddiq yang berarti benar atau dapat dipercaya. Sedangkan lawan kata dari as-shidqu adalah al-kidzbu yang berarti bohong atau dusta. Artinya, jujur adalah perilaku untuk menyeleraskan perbuatan dan perkataan sesuai dengan kenyataan dan menghindari kebohongan.
Jujur merupakan salah satu faktor terbesar tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebohongan, khianat serta perbuatan curang tanpa adanya kejujuran.
Betapa pentinya kejujuran sehingga Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 20 yang berbunyi,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”
Selain ayat di atas, pentingnya berkata jujur juga disebutkan dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Mas’ud yang berbunyi,
(عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّ اِنَّ الْبِرِّيَهْدِيْ اِلَى الْجَنَّةِ (رواه البخارى ومسل
Artinya : “Hendaknya kamu selalu jujur karena kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kejujuran dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur, tidak akan ada ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang terungkapnya sesuatu yang tidak dikatakan.
Kabar yang masih hangat diperbincangkan oleh masyarakat indonesia tentang dua ajudan yang saling adu “mekanik” yang berujung kematian. Sampai saat ini masih dalam proses persidangan yang terus berlanjut dan belum ada titik terang.
Itulah satu contoh hal yang terjadi jika kita tidak berkata jujur dan selalu berkata kebohongan. Karena satu kebohongan yang kita lakukan, akan melahirkan kebohongan-kebohongan yang lain. Maka dari itu, kita wajib untuk selalu berkata dan berbuat jujur dan menghindari kebohongan.
Terkadang mengungkapkan kejujuran terasa begitu pahit, tapi akan menghasilkan sesuatu yang manis untuk dirasakan. Tidak semua orang bisa melakukannya, hanya sebagian orang yang memang benar-benar memiliki keinginan yang kuat untuk berkata jujur.
Ibnul Qoyyim rahimahullah pernah berkata, “Pemilikul kejujuran (orang jujur) layak seseorang yang memikul gunung yang kokoh, tidak mampu memikulnya kecuali orang-orang yang memiliki keinginan yang kuat”.
Selain karena keutamaan-keutaman di atas, kejujuran juga akan memberikan kita rezeki berupa kepercayaan, kewibawaan dan kemuliaan. Ketika kita sudah dipercaya karena sikap kejujuran yang selalu kita lakukan, maka dengan mudah kita akan mendapat kepercayaan dalam hal apapun yang kita kerjakan.
Saya akan tutup tulisan ini dengan mengutip perkatan Ibnul Qayyim rahimahullah yang berbunyi, “Orang yang jujur akan diberi rezeki oleh Allah berupa kewibawaan dan kemuliaan. Sehingga siapa yang melihatnya, maka dia akan segan dan mencintainya”.
Mudah-mudahan kita selalu dihindarkan dari kebohongan, dan selalu dimudahkan dalam berbuat kejujuran. Aamiin.