Bagi umat Islam, pemahaman tentang pengertian muhasabah diri merupakan langkah penting dalam peningkatan spiritualitas sehari-hari. Dengan memahami muhasabah diri, seseorang dapat mengukur dan mengevaluasi perbuatan serta perilakunya secara lebih mendalam.
Muhasabah tidak hanya tentang introspeksi, tetapi juga tentang memperbaiki diri secara berkelanjutan. Mari kita jelajahi lebih dalam tentang arti muhasabah diri dalam Islam dan bagaimana pemahaman ini dapat membentuk pribadi yang lebih baik setiap harinya.
Pengertian Muhasabah diri
Muhasabah adalah proses refleksi terhadap tindakan kita di masa lampau dan saat ini, untuk menilai apakah tindakan tersebut menghasilkan dampak positif atau negatif. Dengan melakukan muhasabah diri, tindakan baik yang telah dilakukan di masa lalu dapat ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya di masa yang akan datang. Sebaliknya, dengan muhasabah, tindakan buruk yang dilakukan di masa lalu dapat dihindari agar tidak diulang di masa mendatang. Dengan demikian, melalui muhasabah, diharapkan bahwa hari esok kita akan menjadi lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat, insyaAllah.
Seperti yang kita ketahui bahwa tak ada satu pun manusia yang luput dari dosa, maka alangkah baiknya jika kita selalu melakukan introspeksi diri atau dalam Islam disebut dengan nama muhasabah.
Muhasabah juga salah satu perbuatan yang dianjurkan dalam Islam. Muhasabah perlu dijadikan sebagai kebutuhan dalam diri manusia, karena memberi banyak manfaat dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Muhasabah perlu untuk dilakukan untuk menilai dan memeriksa kembali apa yang sudah kita lakukan, lalu kemudian memperbaiki diri.
Dalil Muhasabah diri
terdapat beberapa dalil yang menjadi landasan dalam melaksanakan muhasabah bagi umat Islam, sebagai berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Hasyr : 18)
وَلَا يَرَوْنَ اَنَّهُمْ يُفْتَنُوْنَ فِيْ كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً اَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوْبُوْنَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
Artinya: “Tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, tetapi mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” (Q.S At-Taubah : 126)
Bagaimana cara melakukan Muhasabah?
1. Mengevaluasi soal niat, amalan, juga dosa.
Hal pertama untuk bermuhasabah adalah dengan merenungkan apa saja yang sudah kita lalui dalam hidup. Kemudian, melakukan evaluasi, sudahkah kita memiliki niat untuk menjadi orang yang lebih baik? Sudahkah kita melakukan amalan-amalan yang diperintahkan Allah? Dan sudahkah kita menyadari seberapa banyak dosa yang sudah kita perbuat?. Setelah kamu mengetahui jawabannya, segera niatkan untuk senantiasa lebih taat kepada Allah SWT dan menjauhi segala laranganNya.
2. Melaksanakan solat taubat
Ketika kamu sudah menyesali segala dosa yang telah kamu perbuat, maka sebagai seorang muslim yang taat akan segera bertobat. Salah satu bentuk amalan yang dapat kamu lakukan adalah dengan mendirikan solat taubat. Sebagaimana sabda Rasulullah “Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa ketika itu.”
3. Menerima saran dan masukan dari orang lain
Sebagai seorang manusia, kadang kita butuh orang lain untuk menyadarkan atas kesalahan yang telah kita perbuat. Maka dari itu, mempunyai teman yang saleh amat dibuthkan, karena bisa saling untuk mengingatkan agar senantiasa bermuhasabah dan mengevaluasi diri. Maka betapa pentingnya sosok teman untuk saling mengingatkan dan memberi dukungan satu sama lain untuk bermuhasabah.
Rasulullah bersabda “Sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti kalian. Aku lupa sebagaimana kalian lupa. Oleh karenanya, ingatkanlah aku ketika diriku lupa.”
4. Bersahabat dengan orang saleh
Salah satu rezeki yang Allah berikan kepada hambanya adalah dengan dikelilingi oleh sahabat yang saleh. Dengan begitu, mereka akan senantiasa saling menasihati dan mengingatkan kekeliruan yang sudah dilakukan, semata-mata agar bisa bersama dalam kebaikan.
5. Menyendiri
Salah satu bentuk introspeksi dan evaluasi yang berguna adalah dengan cara menyendiri saat melakukan muhasabah. Umar bin Khaththab berkata: “Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal saleh) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak).” (HR Tirmidzi).