Negara Akan Hancur: Hikmah dari Perkataan Umar bin Khattab

 

Umar bin Khattab, salah satu sahabat Rasulullah SAW yang dikenal dengan kebijaksanaannya, pernah berkata:
“Suatu negeri akan hancur meskipun dia makmur.”
Ketika ditanya bagaimana mungkin sebuah negeri yang makmur bisa hancur, beliau menjawab:
“Jika pengkhianat menjadi petinggi dan harta dikuasai oleh orang-orang fasik.”

Pernyataan ini adalah sebuah peringatan yang relevan sepanjang masa. Ia mengingatkan bahwa kehancuran suatu negeri bukan semata-mata disebabkan oleh kemiskinan atau kekurangan sumber daya, tetapi oleh kehancuran moral para pemimpinnya dan masyarakatnya.

Ketika Pengkhianat Menjadi Petinggi
Salah satu tanda kehancuran suatu negeri adalah ketika jabatan dipegang oleh orang-orang yang tidak amanah. Para pengkhianat, yang hanya memikirkan kepentingan pribadi atau golongannya, akan mengorbankan kepentingan rakyat banyak demi keuntungan sesaat. Rasulullah SAW bersabda:
“Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.”
(HR. Bukhari)

Pemimpin yang tidak jujur akan menciptakan ketidakadilan, mengabaikan rakyat kecil, dan membuka pintu bagi praktik-praktik korupsi. Akibatnya, meskipun negeri tersebut terlihat makmur secara ekonomi, kerusakan moral dan kepercayaan masyarakat akan menghancurkan tatanannya.

Harta Dikuasai oleh Orang-Orang Fasik
Harta adalah salah satu amanah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Namun, ketika harta dikuasai oleh orang-orang fasik yang tidak memahami tanggung jawabnya, maka keberkahannya akan hilang. Harta yang seharusnya digunakan untuk kemaslahatan rakyat malah dipakai untuk kepentingan pribadi, kemewahan, atau hal-hal yang bertentangan dengan syariat.

Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.”
(QS. An-Nisa: 5)

Ketika harta berada di tangan orang-orang yang tidak bertakwa, keadilan ekonomi akan terganggu. Kesenjangan sosial meningkat, kemiskinan meluas, dan rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah runtuh.

Hikmah dan Pelajaran
Umar bin Khattab tidak hanya berbicara tentang gejala sosial, tetapi juga memberikan pelajaran besar tentang pentingnya memilih pemimpin yang amanah dan memastikan kekayaan negeri dikelola dengan bijaksana. Berikut beberapa hikmah yang bisa diambil:

  1. Pemimpin adalah Penanggung Jawab Utama
    Pemimpin memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keutuhan moral dan tatanan negeri. Sebuah negeri hanya bisa makmur jika dipimpin oleh orang-orang yang takut kepada Allah dan peduli terhadap rakyatnya.

2. Harta adalah Amanah, Bukan Alat Penindasan
Kekayaan bukanlah sekadar aset untuk dinikmati, tetapi sarana untuk menegakkan keadilan sosial. Harta yang dikelola oleh orang yang tidak bertanggung jawab hanya akan membawa kehancuran.

3. Masyarakat Berperan dalam Memilih Pemimpin
Kehancuran suatu negeri tidak hanya menjadi tanggung jawab pemimpinnya, tetapi juga masyarakat yang memilih atau mendukung pemimpin yang salah. Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Penutup
Pernyataan Umar bin Khattab adalah pengingat keras bagi kita semua. Kehancuran sebuah negeri bukan hanya tentang perang atau kemiskinan, tetapi dimulai dari hilangnya nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Untuk itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga amanah dalam setiap peran yang diemban, baik sebagai pemimpin, masyarakat, maupun individu.

Semoga kita selalu diberikan kekuatan untuk menjaga integritas dan berkontribusi dalam membangun negeri yang makmur dan diridhai Allah SWT. Karena sejatinya, negeri yang diberkahi adalah negeri yang dipimpin dengan adil dan diisi oleh masyarakat yang bertakwa.

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

13 + nine =